Suku Baduy mempertahankan aturan ketat yang diwariskan leluhur, termasuk pantangan hidup yang tidak boleh dilanggar, seperti tidak menggunakan transportasi modern dan barang elektronik.
Suku Baduy, yang mendiami wilayah pegunungan di Kabupaten Lebak, Banten, dikenal dengan kearifan lokal dan tradisi Suku Sakti yang sangat kuat. Mereka masih memegang teguh ajaran nenek moyang dan hidup dengan cara yang sangat sederhana.
Salah satu alasan utama mereka mempertahankan gaya hidup yang tradisional adalah untuk menjaga keharmonisan dengan alam dan leluhur mereka.
Meskipun perkembangan zaman dan teknologi semakin pesat, Suku Baduy, terutama Baduy Dalam, tetap berpegang pada adat istiadat yang telah diturunkan secara turun-temurun.
Berbeda dengan kebanyakan masyarakat modern yang lebih terbuka dan menerima perubahan, Suku Baduy cenderung menolak banyak pengaruh luar yang dianggap dapat merusak kesederhanaan dan keharmonisan hidup mereka.
Ada sejumlah pantangan yang harus dipatuhi oleh anggota Suku Baduy, terutama Baduy Dalam, yang lebih ketat dalam menjaga adat dan tradisi. Berikut ini adalah beberapa pantangan hidup yang masih berlaku hingga saat ini di kalangan Suku Baduy.
1. Tidak Menggunakan Transportasi Modern
Di era yang serba praktis ini, kita tak bisa lepas dari transportasi modern seperti mobil, motor, dan pesawat untuk bepergian. Namun, di kalangan Suku Baduy, terutama Baduy Dalam, penggunaan transportasi modern dilarang keras.
Mereka hanya mengandalkan kedua kaki mereka untuk bepergian, baik itu dalam perjalanan jauh maupun dekat.
Tidak ada kendaraan bermotor yang diizinkan masuk ke wilayah mereka, bahkan tidak ada satu pun rumah anggota Baduy yang memiliki kendaraan pribadi. Hal ini bertujuan agar mereka tetap terhubung dengan alam dan menjalani kehidupan yang lebih sederhana.
2. Tidak Menggunakan Alas Kaki
Selain dilarang menggunakan kendaraan, anggota Suku Baduy juga tidak diperbolehkan mengenakan alas kaki, baik itu sandal maupun sepatu. Mereka percaya bahwa tanah tempat mereka tinggal adalah tanah suci yang harus dihormati.
Oleh karena itu, mereka tidak mengenakan alas kaki saat berjalan, meskipun medan yang mereka hadapi cukup sulit dan jalanan yang dilalui terkadang terjal dan berbatu.
Hal ini merupakan salah satu cara mereka menjaga kedekatan dengan alam dan menghargai bumi tempat mereka tinggal.
3. Pintu Rumah Harus Menghadap Utara atau Selatan
Suku Baduy sangat menjaga keteraturan dan keharmonisan dalam kehidupan mereka. Salah satu aturan adat yang sangat ketat adalah arah pintu rumah.
Setiap rumah di wilayah Suku Baduy harus menghadap ke arah utara atau selatan, tidak boleh menghadap ke arah barat atau timur. Hal ini dilakukan agar rumah mereka mendapat cahaya matahari yang cukup dan untuk menjaga keseimbangan energi dalam rumah.
Kebiasaan ini menunjukkan betapa dalamnya hubungan mereka dengan alam dan bagaimana mereka memandang kehidupan sebagai satu kesatuan dengan alam semesta.
4. Dilarang Menggunakan Barang Elektronik
Di dunia yang serba digital ini, barang elektronik seperti televisi, radio, dan smartphone sudah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari. Namun, anggota Suku Baduy, terutama Baduy Dalam, hidup tanpa barang-barang tersebut.
Mereka tidak menggunakan televisi, radio, atau bahkan smartphone. Ini adalah bentuk penolakan terhadap teknologi modern yang dianggap dapat mengganggu kedamaian hidup mereka.
Beberapa anggota Baduy Luar yang lebih terbuka dengan perkembangan zaman mungkin sudah mengenal barang elektronik, tetapi mereka pun tetap menggunakan teknologi secara terbatas.
5. Hanya Boleh Memakai Pakaian Serba Hitam atau Putih
Ciri khas pakaian yang dikenakan oleh Suku Baduy sangat sederhana dan menunjukkan identitas mereka. Bagi orang Baduy Dalam, mereka diwajibkan untuk mengenakan pakaian berwarna putih yang terbuat dari kain yang ditenun secara manual.
Sedangkan orang Baduy Luar mengenakan pakaian serba hitam. Pakaian ini tidak hanya berfungsi sebagai pelindung tubuh, tetapi juga sebagai simbol identitas budaya mereka yang sangat kuat.
Pakaian serba hitam atau putih ini menjadi penanda bahwa mereka adalah bagian dari Suku Baduy dan hidup sesuai dengan adat istiadat yang telah diwariskan nenek moyang mereka.
6. Dilarang Memakai Pakaian Modern
Sementara banyak orang di kota yang mengikuti tren fashion terbaru, hal itu sangat bertentangan dengan prinsip hidup Suku Baduy. Mereka tidak akan pernah mengenakan pakaian modern, seperti pakaian bermerek atau pakaian dengan desain yang sedang tren.
Orang Baduy lebih memilih pakaian yang sederhana dan tidak bergantung pada mode atau tren yang berkembang. Pakaian yang mereka kenakan biasanya dijahit tangan dan terbuat dari bahan alami yang mereka produksi sendiri, seperti kain tenun.
7. Tidak Boleh Menggunakan Perhiasan atau Aksesori
Sebagai bagian dari gaya hidup yang sangat sederhana, Suku Baduy tidak mengenakan perhiasan atau aksesori. Mereka tidak memakai cincin, kalung, gelang, atau perhiasan lainnya. Hal ini bertujuan untuk menghindari kesombongan dan menjaga kesederhanaan hidup mereka.
Semua benda yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari mereka memiliki fungsi praktis dan tidak ada tempat untuk barang-barang yang hanya digunakan untuk penampilan semata.
8. Dilarang Menikah dengan Orang Luar Suku Baduy
Suku Baduy sangat menjaga keberlanjutan budaya dan tradisi mereka, salah satunya dengan melarang pernikahan antara anggota Suku Baduy dan orang luar suku.
Mereka percaya bahwa pernikahan antar suku akan menciptakan perbedaan dalam cara hidup dan merusak keharmonisan budaya mereka.
Oleh karena itu, untuk memastikan bahwa tradisi mereka tetap terjaga, mereka hanya menikah dengan sesama orang Baduy, baik dari Baduy Dalam maupun Baduy Luar.
9. Tidak Boleh Membuang Sampah Sembarangan
Meskipun mereka hidup dalam kesederhanaan, Suku Baduy sangat peduli dengan kebersihan dan kelestarian alam. Salah satu pantangan yang harus dihindari oleh anggota Suku Baduy adalah membuang sampah sembarangan.
Mereka sangat menjaga kebersihan lingkungan sekitar dan hanya menggunakan bahan-bahan alami yang tidak merusak alam. Sampah yang dihasilkan dari kegiatan mereka biasanya dimanfaatkan kembali atau dibuang dengan cara yang tidak merusak lingkungan.
10. Dilarang Mengonsumsi Makanan yang Dilarang Oleh Adat
Orang Baduy memiliki aturan ketat terkait makanan yang boleh dikonsumsi. Mereka tidak boleh mengonsumsi makanan yang dianggap dapat merusak tubuh atau tidak sesuai dengan prinsip hidup mereka.
Beberapa makanan yang dilarang adalah daging hewan yang tidak disembelih dengan cara yang sesuai dengan adat, serta makanan yang berasal dari bahan-bahan yang tidak alami.
Suku Baduy lebih memilih makanan yang berasal dari hasil alam sekitar mereka, seperti sayuran, buah-buahan, dan bahan makanan yang ditanam dengan cara alami.
Pantangan hidup Suku Baduy memang sangat ketat dan membatasi berbagai aspek kehidupan mereka, namun aturan-aturan tersebut merupakan bagian dari upaya mereka untuk menjaga kedekatan dengan alam dan leluhur mereka.
Bagi Suku Baduy, mengikuti adat istiadat bukan hanya kewajiban, tetapi juga merupakan cara hidup yang mendalam.
Meskipun kita hidup di dunia yang penuh dengan teknologi dan perubahan, tradisi Suku Asmat Papua mengajarkan kita tentang pentingnya kesederhanaan, keharmonisan dengan alam, dan penghormatan terhadap warisan budaya.